Widget HTML Atas

Fungsi Asesmen Formatif, Sumatif dan Bentuk Asesmen Nasional

Fungsi Asesmen Formatif, Sumatif dan Bentuk Asesmen Nasional ~ Assalamualaikum sahabat kkatrichannel yang selalu bahagia. kali ini kkaktri akan berbagi artikel mengenai apa itu asesmen, tujuan asesmen kemudian macam-macam bentuk asesmen seperti asesmmen formatif dan asesmen sumatif dan juga asesmen nasional yang akan dijadikan ebgai penilaian terhadap siswa-siswi di seluruh Indonesia dari berbagai jenjang pendidikan baik itu SD, SMP dan SMA/SMK yang akan melakukan sebuah asemmen nasional pengganti Ujian Nasional atau UN. Bahwa kita ketahui Menteri pendidikan , Kebudayan dan Ristek yaitu Bapak Nadiem Makarim sudah memfinalkan bahwa ujian Nasional sudah tidak digunakan lagi sebagai bahan penilaian kelulusan bagi peserta didik di tingkat SD,SMP dan SMA/SMK namun beliau akan menggantinya dengan Asesmen Nasional. oleh karena itu marilah kita mengetahui lebih jauh tentang Asesmen nasional tersebut sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan agar kita tidak kudet terhadap informasi yang terbaru tersebut. berikut ini artikel lengkap mengenai asesmen. selamat membaca!


Pengertian Asesmen dan Tujuan Asesmen

Pengertian Asesmen ( Assessment) menurut para ahli :
Menurut (AS   Hornby, 1986),  Asesmen ( Assessment) adalah Suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.

Menurut (Suchman,   1961),  Asesmen ( Assessment) adalah Sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk   mendukung tercapainya tujuan.
    
Menurut (Worthen   dan Sanders,   1973), Asesmen ( Assessment)merupakan Kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu ; dalam mencari sesuatu tersebut,  juga termasuk   mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai   keberadaan suatu program, produksi, prosedur,    serta   alternatif strategi yang diajukan untuk   mencapai   tujuan yang sudah ditentukan.

Menurut Nana Sudjana Asesmen ( Assessment) adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, menyatakan Asesmen ( Assessment)sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan.

Menurut The Task Group on Assesment and Testing (TGAT) dalam Griffin & Nix (1991 : 3) mendeskripsikan Asesmen ( Assessment)sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.

Menurut Boyer & Ewel mendefenisikan Asesmen ( Assessment) sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan system institusi.

Menurut Eko Putro Widoyoko Asesmen ( Assessment) atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.

Menurut Robert M Smith (2002)
Asesmen ( Assessment) Adalah Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.

Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
Asesmen ( Assessment) adalah Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)
Asesmen ( Assessment) adalah :
    Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
    Memilih dan mendesain program treatmen
    Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
    Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.

Menurut Lidz 2003
Asesmen ( Assessment) adalah Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak. 

Tujuan asesmen  adalah untuk melihat kondisi anak saat itu. Dalam rangka menyusun suatu program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan layanan pembelajaran secara tepat.

Mengenal Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Secara umum, penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif. Dengan demikian, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi penilaian (Asesmen) formatif dan penilaian (Asesmen) sumatif.

Asesmen terhadap proses belajar atau asesmen sumatif bertujuan menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang dilakukan di akhir materi pembelajaran. Di sisi lain, asesmen untuk dan sebagai pembelajaran dikenal pula dengan asesmen formatif. Pada asesmen formatif guru mengumpulkan informasi yang membantu guru memberi umpan balik dan tindak lanjut proses belajar. Selain membantu guru, asesmen formatif juga membantu siswa memperbaiki cara belajar dengan menentukan kembali strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan cara 5M membangun keberlanjutan yang telah Anda pelajari di topik awal. 

Akan tetapi, seringkali guru hanya berfokus pada asesmen sumatif yang menekankan perolehan hasil belajar siswa. Padahal, siswa lebih membutuhkan pengalaman belajar yang berorientasi pada proses, umpan balik dan tindak lanjut pencapaian belajar. Bukan hanya sekedar penugasan melalui tes dan skor nilai. Terlebih dalam kondisi pembelajaran jarak jauh saat ini, asesmen formatif perlu menjadi prioritas utama dibanding asesmen sumatif. Mengapa demikian? untuk menjawab hal ini baca selengkapnya di bagian fungsi Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif di bawah artikel ini.

Konsep Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Konsep mengenai asesmen sumatif dan formatif diperkenalkan kira-kira 40 tahun silam oleh Michael Scriven. Saat itu istilah yang ia gunakan adalah evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan pada saat program masih berjalan, sehingga konsekuensinya dapat meningkatkan kualitas program. Sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan di akhir program, yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas program dan kelayakan apakah program dilanjutkan atau tidak.

Konsep formatif dan sumatif tersebut ternyata benar-benar bermanfaat sehingga saat ini sudah sangat dikenal dan digunakan secara luas. Istilah evaluasi yang kecenderungannya dilakukan di akhir proses menjadi lebih digantikan oleh asesmen (Secara lebih jelas perbedaan evaluasi dan asesmen dapat anda baca di artikel lain yang kami posting).

Kemampuan asesmen formatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung membuat asesmen ini mendapatkan banyak perhatian dari para ahli dan praktisi pendidikan. Popham (2009) mendefinisikan asesmen formatif sebagai sebuah proses terencana dimana bukti-bukti mengenai kondisi belajar siswa digunakan oleh guru untuk melakukan penyesuaian pada pembelajaran yang sedang berlangsung atau juga digunakan oleh siswa untuk menyesuaikan teknik belajar mereka.

Dalam pembelajaran sehari-hari kita mungkin mengenal asesmen formatif dalam bentuk ulangan harian, kuis, atau bahkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pentingnya nilai-nilai dari ulangan harian, kuis atau tugas-tugas untuk segera diberikan kepada siswa adalah agar nilai-nilai tersebut dapat mengarahkan siswa untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam belajarnya. Sayangnya, masih banyak kita jumpai guru yang tidak menyelesaikan penilaian tepat waktu, bahkan hingga berlarut-larut di akhir semester.

Kita kini menjadi tahu bahwa fungsi asemen formatif tidak akan terwujud jika guru tidak menyelesaikan penilaian terhadap berbagai bentuk dari asemen yang diberikan dengan tepat waktu. 

Asesmen sumatif dilakukan di akhir program pembelajaran. Penentuan kualitas belajar siswa secara keseluruhan, apakah tujuan pembelajaran telah tercapai dan kelayakan mereka untuk naik ke kelas selanjutnya dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, terutama nilai ujian akhir. Melalui asemen sumatif ini kita dapat mengetahui bagaimana gambaran kualitas pembelajaran secara utuh.

Buku Rujukan:
Popham, W James. 2009. Instruction That Measures Up. Alexandria: ASCD

Fungsi Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Penilaian (Asesmen) Formatif

Penilaian (Asesmen) formatif  (assessment for learning) adalah proses mengumpulkan data mengenai sejauh mana kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal.

Penilaian (Asesmen) formatif melibatkan aktivitas guru dan peserta didik yang bertujuan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penilaian ini akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran, mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan

Penilaian (Asesmen) formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran, dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan bagian dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di kelas. Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), akan tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning). Penilaian sebagai pembelajaran, yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman.

Tujuan penilaian (Asesmen) formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, tidak hanya untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu, penilaian formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik dapat menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik.

Penilaian (Asesmen) formatif melibatkan proses mencari dan menginterpretasikan bukti-bukti yang digunakan peserta didik dan guru untuk memutuskan posisi peserta didik dalam pembelajarannya, kemana peserta didik perlu melangkah dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya. Terdapat lima faktor kunci yang dapat meningkatkan pembelajaran melalui penilaian formatif sebagai berikut.
  1.    Menyediakan umpan balik yang efektif untuk peserta didik.
  2.    Secara aktif melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.
  3.  Mengatur pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh nilai baik ketika dilakukan penilaian.
  4.   Memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi.
  5.   Mempertimbangkan kebutuhan peserta didik untuk menilai dirinya sendiri dan untuk memahami bagaimana cara meningkatkan hasil belajarnya.

Penilaian (Asesmen) Sumatif

Penilaian (Asesmen) sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu. Di dalam penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya. Penilaian sumatif dapat juga diartikan sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Penilaian sumatif dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Kegiatan penilaian sumatif dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai.

Penilaian (Asesmen) sumatif menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja peserta didik. Penilaian (Asesmen) sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian (Asesmen) sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi peserta didik dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program studi. Penilaian (Asesmen) sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada pembelajaran, meskipun seringkali memengaruhi keputusan yang mungkin memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar.

Fungsi penilaian (Asesmen) sumatif, yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman peserta didik dan sebagai sarana memberikan umpan balik kepada peserta didik. Penilaian (Asesmen) sumatif juga berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan staf akademik, serta sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik.

Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Penilaian (Asesmen) formatif memiliki perbedaan mendasar dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran, sedangkan penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir pembelajaran satu atau beberapa kompetensi dasar. Hasil penilaian (Asesmen) formatif untuk mengetahui perkembangan penguasaan kompetensi yang sedang dipelajari peserta didik. Hasil penilaian formatif tidak digunakan untuk menentukan nilai rapor.

Hasil penilaian (Asesmen) sumatif digunakan untuk membuat keputusan apakah seorang peserta didik dapat melanjutkan atau tidak dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya, naik kelas atau tidak, dan lulus atau tidak lulus. Hasil penilaian (Asesmen) sumatif diperhitungkan dalam pengolahan nilai pada buku rapor. Selain itu, hasil penilaian sumatif juga dapat dipakai untuk memutuskan tujuan dan kegiatan pembelajaran berikutnya sebagaimana diilustrasikan pada bagan berikut.

Tabel berikut menyajikan beberapa perbedaan utama antara penilaian (Asesmen) formatif dan penilaian (Asesmen) sumatif.
Asesmen formatif dan Asesmen Sumatif

Bentuk Asesmen Nasional untuk SD, SMP dan SMA/SMK

Asesmen nasional ini diperlukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum pada satuan pendidikan. Dengan demikian, asesmen nasional tidak dirancang untuk menghakimi sekolah, atau untuk melakukan pemeringkatan sekolah. Kemudian, asesmen nasional, akan dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen, yakni: 

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Komponen AKM ini terdiri dari literasi membaca dan numerasi. 

2. Survei Karakter
Survei Karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan informasi hasil belajar sosial-emosional. 

Survei Karakter ini akan mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu: 

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia 
b. berkebinekaan global 
c. bergotong royong 
d. mandiri 
e. bernalar kritis
f. kreatif 

3. Survei Lingkungan Belajar
Instrumen Survei Lingkungan Belajar dikerjakan oleh murid, guru dan kepala sekolah untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah.  Survei Lingkungan Belajar mengumpulkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim yang menunjang pembelajaran. 

Sebagai salah satu instrumen asesmen nasional, AKM memiliki beragam bentuk soal. Berikut ini merupakan 5 bentuk soal untuk AKM. 

1. Pilihan ganda 
Murid hanya bisa memilih satu jawaban benar pada tiap soal. 

2. Pilihan ganda kompleks 
Murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal. 

3. Menjodohkan 
Murid menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya. 

4. Isian singkat
Murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 

5. Uraian 
Murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya. Pengerjaan soal AKM akan dilaksanakan berbasis komputer yang bersifat adaptif. Maka dari itu, pertanyaan yang disajikan tergantung pada kemampuan murid. 

Jika murid dapat menjawab benar, maka selanjutnya dapat diberikan soal yang lebih kompleks. Sebaliknya, jika murid menjawab salah, maka soal berikutnya adalah soal yang lebih sederhana. Selain itu, asesmen nasional ini juga mempunyai durasi waktu pelaksanaannya yang berbeda di setiap jejang.

Tes dan survei tersebut akan dikerjakan selama 2 hari dengan rincian sebagai berikut :

1. Jenjang SD/MI dan paket A/ULA 
Hari 1: Tes Literasi (75 menit) dan survei karakter (20 menit). 
Hari 2: Tes Numerasi (75 menit) dan survei lingkungan belajar (20 menit). 

2. Jenjang SMP/MTS dan paket B/WUSTHA serta jenjang SMA/SMK/MA dan Paket C ULYA 
Hari 1: Tes Literasi (90 menit) dan survei karakter (30 menit). 
Hari 2: Tes Numerasi (90 menit) dan survei lingkungan belajar (30 menit).

Demikianlah artikel tentang Fungsi Asesmen Formatif, Sumatif dan Bentuk Asesmen Nasional, semmoga bermanfaat

Posting Komentar untuk "Fungsi Asesmen Formatif, Sumatif dan Bentuk Asesmen Nasional"